Tampilkan postingan dengan label Tentang Kurikulum Merdeka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tentang Kurikulum Merdeka. Tampilkan semua postingan

Pembelajaran Berdeferensiasi


A. Pe
ngertian Pembelajaran Berdeferensiasi  

Tanjungpinang (22/10) - Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. 

    Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan.Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
  3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.
  4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

  Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.


B. Kebutuhan Belajar Murid

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. 

Ketiga aspek tersebut adalah:

  1. Kesiapan belajar (readiness) murid
  2. Minat murid
  3. Profil belajar murid


        1.   Kesiapan Belajar Murid

           Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan,  namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut.  Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik, biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. 

       2.  Minat Belajar Murid

        Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang             berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:                  

    • membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
    • mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
    • menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
    • meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

      3.  Profil Belajar Murid

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

    • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb. 
      Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.  
    • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
    • Preferensi gaya belajar.
      Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
    1. Visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); 
    2. Auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik); 
    3. Kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Sumber : Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Share:

Tentang Kurikulum Merdeka


Bintan (27/09) - Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada guru atau tenaga kependidikan untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan berpihak kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik

Karakteristik Kurikulum Merdeka

Adapun Karakteristik Kurikulum Merdeka terdiri dari :

  • Pengembangan softskills dan karakter
  • Fokus pada materi esensial
  • Pembelajaran yang fleksibel


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Apa itu Profil Pelajar Pancasila?
Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.

Apa yang menjadi kegunaan Profil Pelajar Pancasila?
Yang menjadi kegunaan Profil Pelajar Pancasila adalah :
  • Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan
  • Menjadi kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia
  • Tujuan akhir segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan
Apa yang menjadi Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila?
Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi dan beberapa elemen di dalamnya.
  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia 
  • Berkebinekaan Global
  • Mandiri
  • Bergotong royong
  • Bernalar kritis
  • Kreatif



 

Baca selengkapnya disini 

Sumber : Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Share:

Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan Platform Merdeka Mengajar Pada Awal Tahun Ajaran Baru 2023-2024

Kurikulum Merdeka, Merdeka Belajar, Merdeka Mengajar, Komunitas Belajar,CP, ATP, TP, Bukti Karya, Asesmen, Aksi Nyata
Bintan (28/6) - Platform Merdeka Mengajar merupakan program yang di buat oleh kemendikbudristek yang diperuntukkan bagi guru dan kepala sekolah untuk mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka, serta mendukung proses belajar bersama di kelas, sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih kreatif, bermakna, dan berpusat pada murid. Anda dapat menggunakan platform Merdeka Mengajar sebagai sumber mengajar, selama diselaraskan dengan kebutuhan murid dan tujuan pembelajaran dan saling berbagi karya dengan menggunakan platform merdeka mengajar.

Baca lebih lanjut disini.

Sumber : https://guru.kemdikbud.go.id/

Share:

Selamat Datang!

Selamat Datang Di Blog Belajar Santai Matematika! Ayo belajar matematika dengan santai dan menyenangkan! Semua bisa belajar matematika!

Profil Pelajar Pancasila

Tugas Akhir Pembatik Level 4 Tahun 2023

Jumlah Pengunjung

Mengenai Saya

 


Perdinan Markos Sinaga

Sahabat Rumah Belajar 
Dari Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2022
Sahabat Teknologi 
Dari Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2023


Belajar Matematika Tidak Perlu Takut!

Belajar Matematika harus santai tidak perlu takut! "Belajar Matematika Ibarat main game, butuh logika, keterampilan dan perlu diulang-ulang"-Perdinan Markos Sinaga.

Recent Posts